Sewaktu
Dalai Lama ditanya, apakah yang paling membingungkan di dunia ini ? Beliau
menjawab : “manusia”, karena dia “Mengorbankan Kesehatannya” hanya “Demi Uang”;
lalu dia “Mengorbankan uangnya” demi Kesehatan.
Lalu
dia “Sangat Khawatir” dengan “Masa Depannya”, sampai dia “Tidak Menikmati Masa
Kini”; Akhirnya dia “Tidak Hidup di Masa Depan maupun Masa Kini”; dia “Hidup
seakan-akan tidak mati” lalu dia “Mati” tanpa “Benar-benar menikmati” apa itu
“Hidup”.
Itulah
Fenomena yang terjadi di kehidupan manusia dewasa ini, semuanya berlomba-lomba
untuk mendapatkan lebih banyak uang dan harta, sampai harus bekerja keras
membanting tulang tanpa mempedulikan kesehatannya.
Kalau
merasa sakit sedikit, Cuma minum obat umum yang murah atau obat penahan nyeri
atau penurun demam, sudah merasa agak baikan, terus bekerja lebih keras lagi,
tanpa menyadari, bahwa tubuh ini jika terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan,
efek sampingnya akan merusak organ-organ dalam, sehingga akhirnya saat organ dalam
tubuh sudah mengalami kerusakan, baru menyadari kesehatannya mulai terganggu
dan akhirnya harus berobat dengan uang dan harta yang dikumpulkannya untuk bisa
sembuh, itupun belum tentu sembuh total.
Bersyukurlah dengan apa yang telah kita punyai dan dapat selama ini, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, nikmatilah kesaat-inian, karena itu satu-satunya saat yang kita punya sat, tidak di masa lalu maupun di masa mendatang.
Ketika
kita dilahirkan ke dunia ini, tangan kita kosong tidak membawa apapun, demikian
pula saat kita meninggalkan dunia ini, tangan kitapun kosong tidak bisa membawa
apapun. Saat datang kita ditemani tangis dan saat pergi kita juga ditemani
tangis. Yang menjadi bekal kita sewaktu meninggalkan dunia ini, hanyalah amal
pahala baik dan buruk yang telah kita lakukan semasa kita hidup di dunia ini.
Jangan
menjadi sombong karena kaya dan berkedudukan, jangan pula menjadi rendah diri
karena kita miskin dan hina, kita semua hanyalah “tamu” di dunia ini dan semua
yang kita miliki hanyalah “pinjaman” semasa kita hidup di dunia.
Tetaplah
Rendah Hati saat kita kaya dan berkedudukan, Tetaplah percaya diri seberapapun
kekurangan kita.. Kita semua sama manusia yang lahir di dunia ini dan pasti
akan mengalami kematian suatu saat nanti..
Ini
ada ajaran yang bagus dari Ajahn Chah, seorang Biksu senior yang dulu hidup di
Thailand, berjudul “Raja Kematian”
Kita
hidup seperti seekor ayam yang tidak tahu apa yang sedang terjadi. Di pagi
hari, ayam akan membawa anak-anaknya keluar untuk mengais mencari makanan. Pada
malam hari, mereka kembali ke kandang untuk tidur.
Keesokan
harinya, mereka keluar untuk mencari makanan lagi. Si pemilik akan menaburkan
beras untuk mereka makan setiap hari, tetapi ayam-ayam itu tidak mengetahui
mengapa sang pemilik memberi mereka makan. Si ayam dan sang pemilik berpikir
dengan cara yang berbeda.
Pemilik
berpikir, “Berapa berat ayam ini?” Si ayam pikirannya, terpikat pada makanan.
Ketika sang pemilik mengangkatnya untuk ditimbang, ia berpikir sang pemilik sedang
menunjukkan kasih sayang.
Kita
juga, tidak mengetahui apa yang sedang terjadi; darimana kita berasal, berapa
tahun lagi kita akan hidup, kemana kita akan pergi, siapa yang akan mengantar
kita kesana. Kita tidak mengetahui semua sama sekali.
Raja
kematian adalah seperti sang pemilik ayam. Kita tidak mengetahui kapan dia akan
menangkap kita, karena kita terpikat – terpikat pada penglihatan, suara,
penciuman, rasa, sensasi indra peraba, dan buah-buah pikiran kita. Kita tidak
sadar bahwa kita semakin bertambah tua. Kita tidak punya kesadaran untuk merasa
cukup..
Semoga
semua makhluk berbahagia..
thank ncie infonya, silahkan kunjungi kami http://bit.ly/2IcFh7H
BalasHapus