Selasa, 23 Juni 2015

Mengatasi keangkuhan

Dikisahkan ada seekor kumbang yang kebetulan menemukan seonggok kotoran sapi, ia lalu mengajak teman-temannya untuk bergabung dan membangun sebuah kota di dalamnya. Setelah bekerja keras seharian, mereka berhasil membangun sebuah ‘kota’ di dalam kotoran sapi itu.
Mereka bangga dengan hasil kerja kerasnya dan memutuskan untuk mengangkat kumbang pertama sebagai raja serta akan mengadakan parade untuk keliling ‘kota’ itu. Saat sedang parade itu, seekor gajah lewat dan melihat kotoran sapi itu lalu melangkah melewatinya. Raja kumbang marah melihat kejadian itu dan ia membentak gajah, “ Hai kamu, tidak tahu hormat pada raja, sungguh kurang ajar berani melangkah di atas kepala raja. Minta maaf sekarang atau akan aku hukum kamu.”
Gajah melihat ke bawah dan berkata, “Yang mulia, hamba mohon ampun,” lalu ia berlutut di atas kotoran sapi itu dan meratakan raja, kota, penduduk dan keangkuhan menjadi satu. ^-^
Dalam kehidupan ini, seseorang yang bertambah tua, seharusnya menjadi lebih bijaksana karena pengalaman-pengalaman hidup yang telah dialaminya. Mereka seharusnya sadar bahwa melekat pada segala sesuatunya hanya akan membawa lebih banyak penderitaan.
Namun yang terjadi saat ini, banyak anak muda yang berhura-hura di usia mudanya tanpa menyadari tahun-tahun terus berlalu dan saat mereka tua, tubuhnya telah lelah dan lemah, namun mereka masih mendambakan kenikmatan duniawi, sehingga pada akhirnya semakin banyak penderitaan yang dirasakan.
Hal ini disebabkan oleh keangkuhan akan harga diri mereka, mereka masih mengikat diri dengan keangkuhan akan masa muda, keangkuhan selagi masih sehat dan keangkuhan selagi masih hidup senang. Ada pula yang merasa berpuas diri berlebihan karena kedudukannya, merasa lebih tinggi daripada yang lain. Ini bisa berbahaya, karena “Keangkuhan selalu mengawali kejatuhan.”
Untuk mengatasi keangkuhan, cobalah lihat sekitar kita; saat melihat orang tua, keangkuhan akan masa muda meninggalkan kita; saat melihat orang sakit, keangkuhan akan kesehatan meninggalkan kita; saat melihat orang meninggal, keangkuhan terhadap kehidupan meninggalkan kita. Cobalah selalu renungkan syair dibawah  ini :
Saya akan menjadi tua, saya belum mengatasi usia tua.
Saya akan sakit, saya belum mengatasi penyakit.
Saya akan meninggal, saya belum mengatasi kematian.
Diantara yang dekat dan baik terhadapku, ada yang akan berubah dan pergi.

Saya adalah hasil perbuatanku, apapun yang saya lakukan, baik atau buruk, hasilnya akan kupetik sendiri..

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar dan masukannya.